Senin, 03 Oktober 2011

Hilang

Tema hari kelima, "hilang".

Kali ini cerita waktu saya masih kecil, waktu saya masih SD. Hobi saya membaca. Ya, saya dulu suka sekali membaca. Saya punya perpustakaan pribadi yang rapi yang berisi buku-buku novel dan komik favorit saya.

Tema buku favorit saya waktu itu antara lain cerita detektif, cerita anak-anak dari Eropa, cerita mahluk angkasa luar, cerita hantu, dan cerita tentang sihir. Pokoknya saya suka cerita-cerita fantasi.

Buku kesayangan saya adalah tentang tukang sihir. Karena ceritanya bagus, dan buku itu langka. Waktu itu saja sudah susah mencarinya. Saya beli buku itu waktu saya main ke Bogor, ketika main ke rumah sepupu saya.

Namanya buku kesayangan, ya saya sayang-sayang. Tidak pernah saya pinjamkan pada siapa-siapa.

Berhubung waktu itu masih kecil, jadi saya masih suka pamer. Dan mungkin salah satu teman saya ada yang dongkol karena saya punya buku yang langka itu, jadi mungkin karena ada yang sirik, entah bagaimana buku itu HILANG.

Waktu itu saya sempat sedih, panik, saya cari ke mana2, dan tidak ketemu. Namanya anak kecil, ya saya menangis.

Akhirnya Mamah datang menghampiri, dan menenangkan saya. Sambil sesenggukan saya cerita kalau buku itu hilang. Namanya seorang ibu, dia punya sentuhan keajaiban untuk menenangkan saya. Saya tertidur setelah lelah menangis.

Tapi setelah bangun, saya masih terbangun dalam kenyataan buku kesayangan saya hilang. Saya kembali bersedih.

Mamah kembali menghampiri saya, sambil bertanya pelan2 tentang buku itu. Saya ceritakan buku apa yang hilang dan bagaimana ceritanya. Dan mamah kelihatan sangat tertarik dengan ceritanya, dan sayapun jadi semakin bersemangat untuk bercerita tentang isi buku itu.

Setelah selesai, Mamah tersenyum, sambil bilang "Buku itu nggak hilang, Kak."
Saya bingung, "Lho, tapi Kaka cari di mana-mana nggak ada.".
Mamah kembali jawab, "Buku itu masih ada di dalem hati Kakak."

Saya makin nggak ngerti.
Mamah menyambung perkataannya "Kakak udah hapal isi buku itu, ama udah bisa nyeritain ampe detil. Buku itu udah aman disimpen di hati Kakak."

Saya masih terdiam.
Mamah meneruskan kata-katanya, "Kalau Kakak masih sayang sama bukunya, Kakak nggak usah sedih. Ceritain isi buku itu buat orang lain, buat ade sama saudara2 Kakak. Kakak kalo nyeritain bagus, betah dengerinnya, rame aja pokona mah lah."

Hmm, saya masih belum bisa mencerna apa maksud dari kata-kata mamah. Tapi yah sudahlah, mungkin itu kata-kata Mamah saja yang ingin menghibur saya.

Beberapa hari kemudian, pas mau tidur siang, adik saya susah tidur. Saya tawarkan saja, "Mau Kakak kasih cerita?"
Dia bilang mau.

Mulailah saya bercerita ...

Adik saya yang cukup bandel itu tampak menyimak serius cerita saya, sambil sesekali bertanya, tanda kalau dia memperhatikan. Saya cukup menikmati momen itu. Berarti dia betah mendengarkan cerita saya.

Besok-besoknya, dia malah nagih "Kak, cerita lagi Kak."
Bahkan dia tidak menolak dikasih cerita yang sama.

Saya coba melakukan hal yang sama pada adik-adik sepupu saya. Semuanya reaksinya sama, mereka duduk manis mendengarkan cerita saya.

Mungkin buku tentang tukang sihir itu hilang, tapi ceritanya sudah bisa sampai kepada adik dan saudara-saudara saya, tanpa keberadaan fisik buku itu sendiri.

Saya mulai ngerti, wujud sayang sama buku itu bukan dengan menyimpan buku itu baik2, disayang-sayang, dieman-eman, diapik-apik dan nggak boleh ada yang menyentuhnya. Tapi dengan berbagi ilmu bahkan cerita yang ada di dalam buku itu untuk orang lain, sehingga orang lain jadi pintar, atau jadi terhibur dengan cerita dari buku itu.

Jadi kalau kita punya buku yang sudah tidak terpakai, dan masih bagus ... kita masih bisa wujudkan rasa sayang sama buku itu dengan berbagi. Daripada dibiarkan berdebu tidak pernah disentuh, kan lebih baik dijual atau lebih bagus lagi kalau disumbangkan saja, siapa tau buku tersebut bisa lebih berguna bagi orang lain

Well, it's just a thought... :)

6 komentar:

  1. nice one. bisa tolong ceritain buat gw juga? :)

    BalasHapus
  2. sampai umur saya yg sebentar lagi mau 20 tahun ini, saya masih nangis kalau ada buku yang hilang atau dipinjam tapi nggak dikembali-kembalikan :p

    BalasHapus
  3. Harus ttp menulis ya Kk, berceritalah dalam dialog, sedikit didramatisir juga gpp biar jd bumbu buat pembaca.
    Mari sama2 kita belajar dan berkarya....

    BalasHapus
  4. waktu kecil saya sukanya ensiklopedi dan buku resep masakan

    BalasHapus
  5. usul donk mas adhit,,
    sepertinya di setiap postingan perlu ada kata2 mutiara yg khas yang 'adhit banget',,,dari postingan mas,kayaknya ada 2 yg pas:
    1.Well its just a thought
    2.I m not that desperate.
    (kalo nemu yg laen,,lebih oke mas)
    keep blogging...^_^

    BalasHapus
  6. Makasih masukannya.
    Ya, saya masukin my signature words only if it is appropriate with the post. Sekali lagi makasih usulnya ya.

    BalasHapus