Tema hari ketigabelas, "rumah". Baiklah, kali ini saya akan cerita pengalaman saya mencari rumah teman saya.
Kembali ke awal-awal tahun 90an, sewaktu saya masih SMP. Pada suatu siang pulang sekolah, saya bersama teman-teman saya mau nengok teman saya yang lain yang tidak masuk sekolah karena sakit. Kita mencari alamatnya dari data siswa.
Ternyata daerah perumahannya adalah perumahan di gang-gang gitu. Seakan masuk labirin, kita berputar-putar ke sana ke mari membawa alamat, tapi yang kutemui bukan dirinya ... sayaaaaang, yang kuterimaaa ... (eh, maaf agak sedikit carried away).
Anyway, lanjut ke cerita ... lama-lama kita kesel dong, nggak nemu-nemu rumahnya. Tapi berhubung sudah tanggung ada di daerah situ, kita teruskan pencarian alamat teman saya itu.
Singkat cerita, ketemulah alamat rumah teman saya itu. Setelah selesai menjenguk, kitapun pulang.
Nah, pas pulang juga kita agak sedikit nyasar, jadi keliling-keliling lagi untuk mencari jalan ke jalan besar.
Pas kita lagi keliling-keliling gitu, sekelompok anak kecil nanya, "Nyari siapa?."
Karena sudah kesal kali ya, jadi saya jawab asal "Nyari Iwan."
Ditanya lagi, "Iwan siapa?"
Aku jawab lagi, "Iwan Sanusi." (benar-benar asal, sesuai pelesetan lagu yg waktu itu MELE7IT NGEHITS "Heeeey, Iwan Sanuuuussiiiii!")
Nggak diduga, anak itu masuk ke halaman sebuah rumah sambil teriak "Mas Iwaaaan, ada yang nyari tuuuuuuh!"
DONG!!! By the irony of fate, ada aja dong yang namanya IWAN SANUSI. Sontak, saya dan teman-teman ambil langkah seribu alias ngibrith menjauh dari situ.
Dasar kurang beruntung, namanya belum mengenal medan, kita kabur ke sebuah jalan buntu. Jadi kita terpaksa balik lagi melewati rumah Mas Iwan Sanusi itu.
Dengan muka merah, kita numpang lewat, dan Mas Iwan Sanusi itu sedang ada di depan rumah sambil tersenyum ...
Saya malu, Pemirsa!!!
Kembali ke awal-awal tahun 90an, sewaktu saya masih SMP. Pada suatu siang pulang sekolah, saya bersama teman-teman saya mau nengok teman saya yang lain yang tidak masuk sekolah karena sakit. Kita mencari alamatnya dari data siswa.
Ternyata daerah perumahannya adalah perumahan di gang-gang gitu. Seakan masuk labirin, kita berputar-putar ke sana ke mari membawa alamat, tapi yang kutemui bukan dirinya ... sayaaaaang, yang kuterimaaa ... (eh, maaf agak sedikit carried away).
Anyway, lanjut ke cerita ... lama-lama kita kesel dong, nggak nemu-nemu rumahnya. Tapi berhubung sudah tanggung ada di daerah situ, kita teruskan pencarian alamat teman saya itu.
Singkat cerita, ketemulah alamat rumah teman saya itu. Setelah selesai menjenguk, kitapun pulang.
Nah, pas pulang juga kita agak sedikit nyasar, jadi keliling-keliling lagi untuk mencari jalan ke jalan besar.
Pas kita lagi keliling-keliling gitu, sekelompok anak kecil nanya, "Nyari siapa?."
Karena sudah kesal kali ya, jadi saya jawab asal "Nyari Iwan."
Ditanya lagi, "Iwan siapa?"
Aku jawab lagi, "Iwan Sanusi." (benar-benar asal, sesuai pelesetan lagu yg waktu itu MELE7IT NGEHITS "Heeeey, Iwan Sanuuuussiiiii!")
Nggak diduga, anak itu masuk ke halaman sebuah rumah sambil teriak "Mas Iwaaaan, ada yang nyari tuuuuuuh!"
DONG!!! By the irony of fate, ada aja dong yang namanya IWAN SANUSI. Sontak, saya dan teman-teman ambil langkah seribu alias ngibrith menjauh dari situ.
Dasar kurang beruntung, namanya belum mengenal medan, kita kabur ke sebuah jalan buntu. Jadi kita terpaksa balik lagi melewati rumah Mas Iwan Sanusi itu.
Dengan muka merah, kita numpang lewat, dan Mas Iwan Sanusi itu sedang ada di depan rumah sambil tersenyum ...
Saya malu, Pemirsa!!!
what a funny coincidence ya :D
BalasHapussakti nebaknya,,tapi pake lari ke jalan buntu segala,,mana balik lagi,,numpang lewat pula haha..
BalasHapus,,like this