Rabu, 05 Oktober 2011

Telur Dadar

Tema hari ketujuh, "telur dadar". Baiklah saya akan cerita tentang telur dadar ...

Kembali ke tahun 1989, usia saya masih 10 tahun, masih SD. Mamah dan Papap saya dua-duanya bekerja. Jadi saya senang kalo Mamah atau Papap cuti. Kadang kita berlibur ke luar kota, atau saya sudah cukup senang dengan adanya Mamah atau Papap di rumah.

Suatu hari, Mamah cuti. Saya pulang dari sekolah, disambut oleh Mamah.

"Kak, makan dulu atuh!" kata Mamah.

"Ada apa aja makanannya, Mah?" tanyaku.

"Ada telor dadar gulung, sama sambel, ada pepes ikan emas, ada perkedel kentang, sama sayur sop." jawab Mamah.

"Kok nggak ada daging atau ayam gitu Mah? Males ah. Kakak pengen beli yamien manis ajah di Mang Asep atuh ya? Minta uangnya." kataku ke Mamah.

"Oh, ya udah." jawab mamah sambil ngambil dompetnya, dan menyodorkan uang kepadaku buat beli yamien manis di Mang Asep, tukang bakso dekat rumah.

Saya pun pergi ke Mang Asep dan beli yamien manis di sana.

Beberapa minggu kemudian, saya dapat tugas bahasa Indonesia. Tugasnya menulis resep makanan dan mempresentasikannya di depan kelas (presentasinya cuman memaparkan resep tersebut, tidak dengan benar-benar memasak).

DONG!!! Agak repot ya? Saya benar-benar tidak bisa memasak. Dan dulu belum jaman nyari resep dari internet. Dan majalah-majalah yang ada resepnya baru saja dikilo buat dijual ke tukang loak. Karena bingung, saya minta tolong Mamah saja. Sepulang Mamah kerja, saya minta bantu saya bikin PR tersebut.

Jadi untuk makan malam, Mamah kan memperagakan salah satu masakan yang akan saya jadikan buat PR saya tersebut. Saya minta yang gampang saja. Dipilihlah resep telur dadar gulung. Saya pun duduk manis dengan buku catatan saya.

Mulailah saya perhatikan Mamah yang sedang memasak, mulai dari dia menyiapkan bahan-bahannya, mengiris-iris dan mencincang sayuran seperti kol, daun bawang, bawang merah, cabe rawit, dan memecahkan telur, lalu dikocok bersama bahan-bahan tadi. Lalu dia mulai menggoreng. Dengan lihai, Mamah membuat telur tersebut membentuk bulatan lebar, dan tergulung dari satu sisi ke sisi satunya lagi. Mamah bisa membuatnya kelihatannya mudah, tapi saya belum tentu bisa melakukannya.

Telur dadar gulung itu biasa Mamah sajikan dengan sambal bajak. Mamah pun membuat sambal bajaknya

Mulai dengan ngarendos (menumbuk pake cobek) cabe merah, cabe rawit, bawang merah, bawang putih, terasi, garam, dan gula merah. Setelah itu dia menumisnya, sampai wanginya harum sekali. Dan ditambahkannya daun jeruk dan cabe rawit, ditunggu sebentar dan matanglah itu sambal bajak buatan Mamah yang JUWARA itu.

Itu baru telur dadar gulung dengan sambalnya, catatan saya sudah satu halaman penuh. Saya teringat beberapa minggu sebelumnya. Mamah membuat beberapa masakan, yang masakan lainnya pastinya akan lebih susah dari telur dadar ini, dan saya malah tidak menghargainya. Saya malah minta uang buat beli makanan di tempat lain. Kok saya tidak memikirkan usaha Mamah? Kok saya tidak memikirkan perasaan Mamah? Instead of kelihatan sedih atau bagaimana, mamah tetap memberi saya uang buat membeli mie yamien.

Selesai Mamah masak, kita makan bersama. Tidak lupa saya puji masakannya yang memang enak, dan saya bilang terima kasih. Saya cium kening Mamah. Dia senyum-senyum saja.

I learned my lesson, cara membuat telur dadar gulung, and about being not too selfish ... Jangan terlalu memikirkan keinginan diri sendiri, ingat usaha orang lain, terutama orang tua untuk diri kita. Jangan sia-siakan usaha mereka.

5 komentar:

  1. masakan ibu emang paling pas. :) ngiler, kak, denger resep sambal bajaknya. 6:

    BalasHapus
  2. Iya betul ... hehehe, iya, sambel bajaknya bener2 enak :D

    BalasHapus
  3. mamah saya juga kalo bikin dadar telur pake kol.. :)

    BalasHapus
  4. Mau donk cobain telur dadar gulungnya...

    BalasHapus
  5. mama saya juga punyai resepi telur dadar nya sendiri... jika dibikin setiap hari juga saya sama adik pasti suka sangat... :)

    BalasHapus